Rabu, 27 April 2011

A- RAHMAN (MAHA PEMURAH)



Dialah yang mewariskan kasih sayang dan kebaikan bagi seluruh makhluk, di segala zaman, tanpa membedakan antara yang baik dengan yang buruk, yang beriman dan yang kafir, yang dicintai dan yang dibenci. Dicurahkan-Nya karunia tak terbatas kepada seluruh makhluk-Nya. Buktinya terdapat dalam Al Qur'an:

"Rahmat-Ku meliputi segala sesuatu" (Q.S. Al A'raf [7]: 156).

Para ulama telah menafsirkan Ar-Rahman sebagai kehendak Ilahi terhadap seluruh kebaikan, al-iraadah al khayr, dan mengatakan bahwa Ar-Rahman, seperti halnya Allah, adalah nama diri Sang Pencipta dan tidak dapat disifatkan kepada yang lain. Allah berfirman:

"Katakanlah, Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama mana saja kamu seru, Dia mempunyai nama-nama yang paling indah" (Q.S. Al Isra [17]: 110).

Makna kasih sayang berawal dari kebaikan perasaan, rasa sedih dan kepedulian yang dirasakan seseorang ketika dia mengetahui ada orang lain yang tengah mengalami penderitaan. Tekanan rasa sedih tersebut menggerakkan kita untuk menolong orang yang sedang menderita. Namun perasaan iba saja tidaklah memadai. Kasih sayang yang sesungguhnya akan terwujud jika seseorang mampu mengurangi kesedihan dan penderitaan yang tengah dirasakan seseorang. Allah berada di atas itu semua, bahkan dipilih-Nya kasih sayang dan bukan hukuman sebelum Dia menciptakan makhluk. Dia telah menciptakan seluruh makhluk atas dasar kasih sayang-Nya. Segala sesuatu yang ada sejak semula telah dikaruniai dengan kasih sayang. Dia telah menciptakan seluruh makhluk, termasuk makhluk-Nya yang tertinggi, manusia, tanpa kekurangan, dan murni. Dia telah menganugerahkan kepada makhluk-Nya rahmat yang tidak terbatas. Dengan kasih sayang-Nya, Dia telah menunjukkan bahaya kerugian dan kehancuran. Dia telah memberikan kepada manusia, dan hanya kepada manusia, kebebasan untuk memilih antara kebaikan dan keburukan.

Carilah di dalam dirimu sendiri cahaya Ar-Rahman dengan menggunakan kebebasanmu dalam memilih kebaikan bagi dirimu dan bagi orang lain. Rasakanlah penderitaan orang yang tersesat maupun orang yang malang, bukan dengan cercaan, tetapi dengan perasaan iba dan pertolongan, dan berharaplah kepada janji Allah bahwa kasih sayang-Nya jauh melebihi amarah-Nya.

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Allah Yang Maha Tinggi memiliki seratus bagian rahmat. Hanya satu bagian yang dicurahkan-Nya kepada alam semesta, di bagikan-Nya kepada semua makhluk-Nya. Rasa kasih sayang yang ada pada makhluk-Nya di antara sesama berasal dari bagian itu. Adapun 99 bagian lainnya disimpan-Nya untuk hari akhirat ketika Dia akan memberikannya kepada orang beriman."

Hadis lain yang menggambarkan kehendak dan keinginan Allah untuk memberikan rahmat-Nya kepada makhluk adalah: "Jika ada orang yang tidak membutuhkan dan meminta kepada Allah (akan rahmat-Nya) niscaya Allah akan murka kepadanya."

'Abd Ar-Rahman adalah orang yang padanya Allah mengungkapkan rahmat-Nya kepada semesta alam. Setiap anak Adam memperoleh kasih sayang dari Yang Maha Pengasih sesuai dengan potensi mereka. Tak ada yang dikecualikan dari firman Yang Maha Pengasih itu, seperti yang disabdakan Nabi saw. dalam sebuah hadis, "Allah telah menciptakan manusia dalam bentuk kasih sayang-Nya."



IDENTITAS YANG TERSEMBUNYI DALAM SIDIK JARI

Ketika dikatakan dalam Al Qur'an bahwa mudah bagi Allah untuk menghidupkan manusia setelah kematiannya, sidik jari manusia secara khusus ditekankan:
Justify Full
"Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang-belulangnya? Bukan demikian, sebenarnya Kami berkuasa menyusun (kembali) jari-jemarinya dengan sempurna." (Q.S. Al Qiyamah [75]: 3-4).

Penekanan pada sidik jari memiliki makna sangat khusus karena sidik jari setiap orang unik bagi dirinya sendiri. Setiap orang yang hidup atau pernah hidup di dunia ini memiliki serangkaian sidik jari yang unik. Bahkan kembar identik yang memiliki rangkaian DNA sama persis, memiliki sidik jari yang berbeda.

Sidik jari mencapai bentuk akhir sebelum manusia dilahirkan dan tetap sama seumur hidup, kecuali terdapat bekas luka yang menetap. Itulah sebabnya sidik jari merupakan bukti identitas yang sangat penting bagi pemiliknya dan digunakan sebagai penentu identitas yang bebas kesalahan di seluruh penjuru dunia.

Akan tetapi, yang penting adalah bahwa keunikan sidik jari ini baru ditemukan pada akhir abad ke-19. Sebelumnya, orang menganggap sidik jari sebagai lengkungan-lengkungan biasa tanpa makna khusus. Namun, dalam Al Qur'an, Allah merujuk sidik jari, yang sedikit pun tidak menarik perhatian orang pada waktu itu, dan mengarahkan perhatian kita pada arti penting sidik jari yang baru mampu dipahami pada masa sekarang.

Selasa, 26 April 2011

PEMBENTUKAN MINYAK


"Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi, Yang menciptakan dan menyempurnakan (penciptaan-Nya), dan Yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberikan petunjuk, dan yang menumbuhkan rumput-rumputan, lalu dijadikan-Nya rumput-rumput itu kering kehitam-hitaman." (Q.S. Al A'laa [87]: 1-5)

Sebagimana kita ketahui, minyak terbentuk dari sisa-sisa tanaman dan binatang di laut. Sisa-sisa makhluk hidup itu membusuk di dasar laut setelah jutaan tahun dan yang tertinggal hanyalah substansi berminyak. Substansi yang berada di bawah lapisan lumpur dan batuan ini kemudian berubah menjadi minyak dan gas. Pergerakan kerak bumi terkadang menjadikan laut membatu dan batuan yang mengandung minyak terkubur ribuan meter di bawah permukaan. Minyak yang terbentuk terkadang merembes ke permeukaan melalui pori-pori lapisan batuan beberapa kilometer di bawahnya dan menguap (berubah menjadi gas) meninggalkan bitumen.

Tiga unsur yang ditunjukkan dalam empat ayat pertama surat Al A'laa sama dengan pembentukan minyak. Besar kemungkinan bahwa istilah mar'aa, yang berarti 'padang rumput', merujuk pada substansi berbasis organik dalam pembentukan minyak. Kata kedua yang penting dalam ayat ini adalah ahwaa, dugunakan untuk menggambarkan warna hijau kehitaman, gelap pekat. Kata ini dapat diaanggap menjelaskan sisa-sisa tanaman yang terakumulasi di bawah tanah sedikit demi sedikit berubah menjadi hitam karena kata-kata ini didukung oleh kata ketiga, ghutsaa. Kata ghutsaa yang diterjemahkan sebagai 'kering', juga bermakna 'tanaman air-banjir', 'tanaman yang terkumpul oleh limbah dan tersebar di sekitar lembah', 'sampah', 'dedaunan' atau 'busa'. Selain konotasi 'dimuntahkan' yang tersirat di dalamnya, kata itu juga bisa diterjemahkan sebagai 'membanjiri dengan materi yang dimuntahkan' dan menggambarkan cara bumi 'memuntahkan' minyak. Dengan mengetahui pembentukan minyak, cara minyak terbentuk, penampakannya yang seperti busa, dan warnanya, kita dapat dengan lebih baik memahami hikmah yang terkandung dalam kata-kata ini.

Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, dalam ayat itu tanaman yang berubah menjadi gelap dan cairan lengket menyiratkan proses yang sama dengan pembentukan minyak. Penggambaran seperti itu, pada waktu pembentukan minyak sama sekali belum diketahui, tidak diragukan lagi bahwa hal itu merupakan bukti lain bahwa Al Qur'an adalah firman Allah.

ALLAH



Allah adalah al-ism al-a'zham, nama teragung, yang mencakup semua sifat Allah yang indah dan menjadi tanda Esensi dan sebab bagi segala eksistensi.

Allah, sebab bagi segala eksistensi, sama sekali tidak serupa dengan makhluk-Nya. Allah hanyalah nama bagi Allah. Tidak ada sesuatu pun selain-Nya yang memiliki nama ini atau menyamainya. Seperti yang difirmankan di dalam Al Qur'an,

"Apa kamu mengetahui ada seseorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)? (Q.S. Maryam [19]: 65).

Nama Allah mencakup lima makna, sifat-sifat yang menunjukkan bahwa tidak ada sesuatupun yang menyerupai Allah. Sifat-sifat itu adalah:

Qidaam:
Terdahulu. Dia tidak menjadi. Dia selalu ada

Baqaa: Kekal, tak berakhir. Dia selamanya ada.

Wahdaaniyyah: Dia Maha Esa, tidak memiliki sekutu, tidak ada yang menyerupai-Nya, sebab bagi segala. Semuanya membutuhkan Dia, semuanya menjadi titah-Nya "Jadilah" dan mati karena perintah-Nya.

Mukhaalafah li al-hawaadits: Dialah Yang Maha Pencipta, Yang Maha Suci dari keserupaan dengan makhluk-Nya.

Qiyaam bi nafsih: Dia berada dengan sendiri-Nya, tidak membutuhkan yang lain.

Allah adalah kesempurnaan. Kesempurnaan-Nya tiada terbatas. Nama Teragung, Allah, mencakup delapan prinsip yang menunjukkan kesempurnaan Allah.

Hayaah: Allah Maha Hidup, kekal, tidak berawal, dan abadi, tidak berakhir. Dia berdiri sendiri, tidak bergantung pada segala sesuatu selain pengetahuan-Nya sendiri yang kekal. Hidup-Nya tidak bergantung pada apa pun seperti daging dan tulang atau benda-benda yang lain, murni dan tidak serupa dengan wujud hidup yang lain.

'Ilm: Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, yang dapat dilihat maupun yang tak dapat dilihat, pada segala zaman. Dia mengetahui "semut hitam yang berada di atas batu hitam di malam yang gelap"; getaran yang menimbulkan sebuah atom; apa yang berada di lubuk hatimu, dan pikiran-pikiran yang bahkan tak kau sadari. Dia mengetahui rahasia yang paling tersembunyi. Dia mengetahui segala yang bereksistensi bahkan sebelum penciptaannyam dan Dia mengetahuinya setelah sesuatu itu tiada.

Sam' Bashar: Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat. Dia melihat segala sesuatu yang terlihat dan yang tak terlihat, mendengar segala yang terdengar dan yang tak terdengar. Tak ada jarak yang mencegah-Nya untuk mendengar. Tak ada kegelapan yang menghalangi-Nya dari melihat. Dia tidak mendengar dengan telinga dan tidak pula melihat dengan mata. Dia melihat dan mendengar dengan Zat-Nya yang kekal dan terdahulu dari semua suara, kata-kata, bentuk, warna, udara, angin, gerak, diam, pikiran, dan ingatan...

Iraadaah: Dia Maha Berkehendak. Allah menentukan sesuatu untuk menjadi seperti ini dan bukan seperti yang lain, dan tak satu pun yang mempu mengubahnya. Segala yang bereksistensi menjadi bereksistensi karena Dia menghendakinya untuk bereksistensi. Segala sesuatu menjadi ada jika Dia menentukannya untuk berada dan akan hilang jika Dia menghapuskannya pada akhir waktunya.

Qudrah: Maha Kuasa. Tak ada yang tak dapat dilakukan Alah. Kekuasaan-Nya hanya mempunyai satu syarat: Kehendak-Nya. Seluruh delapan belas ribu alam semesta dan apa yang berada di baliknya berada di tangan kekuasaan-Nya. Kekuasaan-Nya tidak bergantung pada sesuatu apa pun yang lain. Hanya Dialah yang melakukan segala sesuatu dan tidak dapat ditanya kapan, bagaimana, atau mengapa!

Takwiin: Semua eksistensi dan perbuatan bergantung kepada-Nya. Hanya Dialah pencipta. Keseluruhan, bagian-bagian, esensi, dan sifat-sifat segala sesuatu diciptakan-Nya dengan cara yang paling indah, sempurna, dan adil. Manusia, jin, bumi, dan langit; setan, binatang buas, tumbuhan, batu, dan mutiara; semua yang dapat ditangkap indra, dirasa, dan dibayangkan diciptakan dari ketiadaan. Hanya Dia yang bereksistensi sebelum segala sesuatu bereksistensi. Kemudian diciptakan-Nya makhluk, bukan karena Dia membutuhkannya, tetapi untuk mewujudkan cinta, kehendak, kebijaksanaan, dan sifat-Nya yang penyayang.

Kalaam: Kata-kata, semua yang diucapkan dan didengar adalah milik-Nya. Perintah, peraturan, dan ketentuan Allah yang berlaku bagi seluruh makhluk-Nya terdapat di dalam firman-Nya, dan semua itu dimuat di dalam kitab suci yang terakhir, Al Qur'an, yang mencakup seluruh kitab yang lain. Al Qur'an adalah firman-Nya yang terakhir, yang maknanya tidak terbatas dan kekal. Firman Allah tiu tanpa suara, tidak tergantung pada gerakan lidah dan bibir, atau gelombang suara, dan tidak pula pada molekul yang saling bertubrukan. Untuk mendengarnya tak diperlukan telinga, juga tidak berupa huruf yang membutuhkan mata untuk membacanya.

Hamba Allah dapat berhubungan dengan nama ketuhanan, Allah, yang meliputi seluruh nama, maha suci dari sifat-sifat yang buruk dan mencakup semua sifat kesempurnaan, dengan melaksanakan kehendak yang ada di dalam dirinya sendiri untuk menjadi manusia sempurna. Dalam upaya itu, dia akan berusaha menghilangkan keburukan di dalam dirinya, dan meningkatkan kebaikan di dalam dirinya sendiri.

Senin, 25 April 2011

Tafsir Surat An Naas

Para pembaca yang mulia, semoga Allah subhanahu wata’ala mencurahkan rahmat-Nya kepada kita semua,

Syaithan!!! siapa diantara kita yang tidak pernah mendengar kata ini. Sudah terlalu banyak orang yang terperosok dalam lembah kemaksiatan dan tenggelam dalam syhawat akibat ulahnya. Penebar “racun” di seluruh sendi-sendi kehidupan manusia. Menyeret manusia menjadi penghuni An Naar. Penampakannya yang kasat mata semakin membuat leluasa gerakannya. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):

Sesungguhnya syaithan dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (Al A’raaf: 27)

Syaithan adalah sumber dari segala kejelekan yang ada, perancang dari segala makar, peramu segala racun, menghembuskan was-was ke dalam hati-hati manusia, mengemas perbuatan jelek sebagai perbuatan yang baik. Sehingga kebanyakan manusia terpedaya dengan makar dan racunnya.

Namun kita tidak boleh gegabah dengan mengatakan ‘celaka kamu wahai syaithan’, justru syaithan semakin membesar seperti besarnya rumah. Tetapi bacalah basmalah (bismillah) niscaya syaithan semakin kecil seperti lalat. (HR. Abu Dawud no. 4330)

Bukankah Allah subhanahu wata’ala telah memberikan penawar bagi “racun” yang ditimbulkan oleh syaithan tersebut. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):

“Dan Kami turunkan dari Al Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (Al Isra’: 82)

Dan tidaklah Allah subhanahu wata’ala menurunkan suatu penyakit kecuali Allah subhanahu wata’ala telah menyediakan penawarnya. Salah satu dari penawar tersebut adalah surat An Naas, salah satu surat yang terdapat di dalam Al Quran dan terletak di penghujung atau bagian akhir darinya serta termasuk surat-surat pendek yang ada di dalam Al Quran.

Pada kajian kali ini, kami akan mengajak pembaca untuk mengkaji tentang keutamaan surat An Naas dan apa yang terkandung di dalamnya.

Keutamaan surat An Naas

Surat ini termasuk golongan surat Makkiyah (turun sebelum hijrah) menurut pendapat para ulama di bidang tafsir, diantaranya Ibnu Katsir Asy Syafi’i dan Asy Syaikh Abdurrahman As Sa’dy.

Surat An Naas merupakan salah satu Al Mu’awwidzataini. Yaitu dua surat yang mengandung permohonan perlindungan, yang satunya adalah surat Al Falaq. Kedua surat ini memiliki kedudukan yang tinggi diantara surat-surat yang lainnya. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

أُنْزِلَ أَوْ أُنْزِلَتْ عَلَيَّ آيَاتٌ لَمْ يُرَ مِثْلُهُنَّ قَطُّ الْمُعَوِّذَتَيْنِ

“Telah diturunkan kepadaku ayat-ayat yang tidak semisal dengannya yaitu Al Mu’awwidataini (surat An Naas dan surat Al Falaq).” (H.R Muslim no. 814, At Tirmidzi no. 2827, An Naasa’i no. 944)

Setelah turunnya dua surat ini, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mencukupkan keduanya sebagai bacaan (wirid) untuk membentengi dari pandangan jelek jin maupun manusia. (HR. At Tirmidzi no. 1984, dari shahabat Abu Sa’id radhiallahu ‘anhu)

Namun bila disebut Al Mu’awwidzat, maka yang dimaksud adalah dua surat ini dan surat Al Ikhlash. Al Mu’awwidzat, salah satu bacaan wirid/dzikir yang disunnahkan untuk dibaca sehabis shalat. Shahabat ‘Uqbah bin ‘Amir membawakan hadits dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, bahwa beliau shalallahu ‘alaihi wasallam berkata:

اقْرَأُوا الْمُعَوِّذَاتِ فِيْ دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ

“Bacalah Al Mu’awwidzat pada setiap sehabis shalat.” (HR. Abu Dawud no. 1523, dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani dalam Ash Shahihah no. 1514)

Al Mu’awwidzat juga dijadikan wirid/dzikir di waktu pagi dan sore. Barangsiapa yang membacanya sebanyak tiga kali diwaktu pagi dan sore, niscaya Allah subhanahu wata’ala akan mencukupinya dari segala sesuatu. (HR. Abu Dawud no. 4419, An Naasaa’i no. 5333, dan At Tirmidzi no. 3399)

Demikian pula disunnahkan membaca Al Mu’awwidztat sebelum tidur. Caranya, membaca ketiga surat ini lalu meniupkan pada kedua telapak tangannya, kemudian diusapkan ke kepala, wajah dan seterusnya ke seluruh anggota badan, sebanyak tiga kali. (HR. Al Bukhari 4630

Al Muawwidzat juga bisa dijadikan bacaan ‘ruqyah’ (pengobatan ala islami dengan membaca ayat-ayat Al Qur’an). Dipenghujung kehidupan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, beliau dalam keadaan sakit. Beliau meruqyah dirinya dengan membaca Al Muawwidzat, ketika sakitnya semakin parah, maka Aisyah yang membacakan ruqyah dengan Al Muawwidzat tersebut. (HR. Al Bukhari no. 4085 dan Muslim no. 2195)

Tafsir Surat An Naas

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ

“Katakanlah (Wahai Muhammad): “Aku berlindung kepada Rabb manusia.”

مَلِكِ النَّاسِ

“Raja manusia.”

إِلَهِ النَّاسِ

“Sembahan manusia.”

Sebuah tarbiyah ilahi, Allah memerintahkan kepada Nabi-Nya sekaligus Khalil-Nya untuk memohon perlindungan hanya kepada-Nya. Karena Dia adalah Rabb (yaitu sebagai pencipta, pengatur, dan pemberi rizki), Al Malik (pemilik dari segala sesuatu yang ada di alam ini), dan Al Ilah (satu-satunya Dzat yang berhak diibadahi). Dengan ketiga sifat Allah subhanahu wata’ala inilah, Allah subhanahu wata’ala memerintahkan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam untuk memohon perlindungan hanya kepada-Nya, dari kejelekan was-was yang dihembuskan syaithan.

Sebuah pendidikan Rabbani, bahwa semua yang makhluk Allah subhanahu wata’ala adalah hamba yang lemah, butuh akan pertolongan-Nya subhanahu wata’ala. Termasuk Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam, beliau adalah manusia biasa yang butuh akan pertolongan-Nya. Sehingga beliau adalah hamba yang tidak boleh disembah, bukan tempat untuk meminta pertolongan dan perlindungan, dan bukan tempat bergantung.

Karena hal itu termasuk perbuatan ghuluw (ekstrim), memposisikan Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bukan pada tempat yang semestinya. Bahkan beliau shalallahu ‘alaihi wasallam melarang dari perbuatan seperti itu. Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam bersada:

لاَ تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ إِنَّمَا أَنَا عَبْدٌ ، فَقُوْلُوا عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ

“Janganlah kalian berbuat ghuluw kepadaku sebagaimana Nashara telah berbuat ghuluw kepada Ibnu Maryam. Aku ini hanyalah seorang hamba, maka katakanlah Abdullah (hamba Allah) dan Rasul-Nya”. (Muttafaqun ‘Alaihi)

Akan tetapi beliau shalallahu ‘alaihi wasallam adalah seorang nabi dan rasul yang wajib ditaati dan diteladani.

مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ

“Dari kejahatan (bisikan) syaithan yang biasa bersembunyi.”

Makna Al was-was adalah bisikan yang betul-betul tersembunyi dan samar, adapun al khannas adalah mundur. Maka bagaimana maksud dari ayat ini?

Maksudnya, bahwasanya syaithan selalu menghembuskan bisikan-bisikan yang menyesatkan manusia disaat manusia lalai dari berdzikir kepada Allah subhanahu wata’ala. Sebagaimana firman-Nya (artinya):

“Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Rabb yang Maha Pemurah (Al Qur’an), Kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan). Maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.” (Az Zukhruf: 36)

Adapun ketika seorang hamba berdzikir kepada Allah subhanahu wata’ala, maka syaithan bersifat khannas yaitu ‘mundur’ dari perbuatan menyesatkan manusia. Sebagaimana dalam firman-Nya (artinya):

“Sesungguhnya syaitan itu tidak mempunyai kekuasaan atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Rabb-nya.” (An Nahl: 99)

Jawaban ini dikuatkan oleh Al Imam Ibnu Katsir di dalam kitab tafsirnya ketika membawakan penafsiran dari Sa’id bin Jubair dan Ibnu ‘Abbas, yaitu: “Syaithan bercokol di dalam hati manusia, apabila dia lalai atau lupa maka syaithan menghembuskan was-was padanya, dan ketika dia mengingat Allah subhanahu wata’ala maka syaithan lari darinya.

الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ

“Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.”

Inilah misi syaithan yang selalu berupaya menghembuskan was-was kepada manusia. Menghiasi kebatilan sedemikian indah dan menarik. Mengemas kebenaran dengan kemasan yang buruk. Sehingga seakan-akan yang batil itu tampak benar dan yang benar itu tampak batil.

Cobalah perhatikan, bagaimana rayuan manis syaithan yang dihembuskan kepada Nabi Adam dan istrinya. Allah subhanahu wata’ala kisahkan dalam firman-Nya (artinya):

“Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya, dan syaitan berkata: “Rabb-mu tidak melarangmu untuk mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam al jannah/surga)”. (Al A’raf: 20)

Demikian pula perhatikan, kisah ketika Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam sedang beri’tikaf. Shafiyyah bintu Huyay (salah seorang istri beliau shalallahu ‘alaihi wasallam) mengunjunginya di malam hari. Setelah berbincang beberapa saat, maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mengantarkannya pulang ke kediamannya. Namun perjalanan keduanya dilihat oleh dua orang Al Anshar. Kemudian syaithan menghembuskan ke dalam hati keduanya perasaan was-was (curiga). Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam melihat gelagat yang kurang baik dari keduanya. Oleh karena itu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam segera mengejarnya, seraya bersabda:

عَلَى رِسْلِكُمَا, إِنَّهَا صَفِيَّةُ بِنْتُ حُيَيّ فَقَالاَ: سُبْحَانَ الله يَارَسُولَ الله. فَقَالَ: إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنِ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدََّم, وَإِنِّي خَشِيْتُ أَنْ يُقْذَفَ فِي قُلُوبِكُمَاشَيْئاً, أَوْشَرًّا

“Tenanglah kalian berdua, dia adalah Shafiyyah bintu Huyay. Mereka berdua berkata: “Maha Suci Allah wahai Rasulullah. Maka Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya syaithan mengalir di tubuh bani Adam sesuai dengan aliran darah, dan aku khawatir dihembuskan kepada kalian sesuatu atau keburukan.” (H.R Muslim no. 2175)

Demikianlah watak syaithan selalu menghembuskan bisikan-bisikan jahat ke dalam hati manusia. Apalagi Allah subhanahu wata’ala dengan segala hikmah-Nya telah menciptakan ‘pendamping’ (dari kalangan jin) bagi setiap manusia, bahkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam juga ada pendampingnya. Sebagimana sabdanya shalallahu ‘alaihi wasallam:

مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاّ َقَدْ وُكِّلَ بِهِ قَرِيْنُهُ مِنَ الجِنِّ, قَالُوا: وَإِيَّاكَ يَارَسُولَ الله ؟ قَالَ: وَإِيَّايَ, إِلاَّ أَنَّ الله أَعَانَنِي عَلَيْهِ فَأَسْلَمَ, فَلاَ يَأْمُرُنِي إِلاَّبِخَيْرٍ

“Tidaklah salah seorang dari kalian kecuali diberikan seorang pendamping dari kalangan jin, maka para shahabat berkata: Apakah termasuk engkau wahai Rasulullah? Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab: Ya, hanya saja Allah telah menolongku darinya, karena ia telah masuk Islam, maka dia tidaklah memerintahkan kepadaku kecuali kebaikan”. (HR. Muslim no. 2814)

مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ

“Dari (golongan) jin dan manusia.”

Dari ayat ini tampak jelas bahwa yang melakukan bisikan ke dalam dada manusia tidak hanya dari golongan jin, bahkan manusia pun bisa berperan sebagai syaithan. Hal ini juga dipertegas dalam ayat lain (artinya):

“Dan Demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia)” (Al An’am: 112)

Maka salah satu jalan keluar dari bisikan dan godaan syaithan baik dari kalangan jin dan manusia adalah sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala (artinya):

“Dan jika syaithan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah.” (Fushshilat: 36)

Penutup

Maka sudah sepantasnya bagi kita selalu memohon pertolongan dan perlindungan hanya kepada Allah subhanahu wata’ala semata. Mengakui bahwa sesungguhnya seluruh makhluk berada di bawah pengaturan dan kekuasaan-Nya subhanahu wata’ala. Semua kejadian ini terjadi atas kehendak-Nya subhanahu wata’ala. Dan tiada yang bisa memberikan pertolongan dan menolak mudharat kecuali atas kehendak-Nya subhanahu wata’ala pula.

Semoga Allah subhanahu wata’ala menjadikan kita sebagai hamba-hamba-Nya yang senantiasa meminta pertolongan, perlindungan dan mengikhlaskan seluruh peribadahan hanya kepada-Nya.


Penulis: Buletin Al-Ilmu Jember

Diambil dari Ma’had Ahlussunnah Jember

ANGIN YANG MENGAWINKAN


Dalam sebuah ayat Al Qur’an disebutkan sifat angin yang mengawinkan dan terbentuknya hujan karenanya.

Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami turunkan hujan dari langit lalu Kami beri minum kamu dengan air itu dan sekali kali bukanlah kamu yang menyimpannya.” (Al Qur’an, 15:22)

Dalam ayat ini ditekankan bahwa fase pertama dalam pembentukan hujan adalah angin. Hingga awal abad ke 20, satu-satunya hubungan antara angin dan hujan yang diketahui hanyalah bahwa angin yang menggerakkan awan. Namun penemuan ilmu meteorologi modern telah menunjukkan peran “mengawinkan” dari angin dalam pembentukan hujan.

Fungsi mengawinkan dari angin ini terjadi sebagaimana berikut:

Di atas permukaan laut dan samudera, gelembung udara yang tak terhitung jumlahnya terbentuk akibat pembentukan buih. Pada saat gelembung-gelembung ini pecah, ribuan partikel kecil dengan diameter seperseratus milimeter, terlempar ke udara. Partikel-partikel ini, yang dikenal sebagai aerosol, bercampur dengan debu daratan yang terbawa oleh angin dan selanjutnya terbawa ke lapisan atas atmosfer.

Partikel-partikel ini dibawa naik lebih tinggi ke atas oleh angin dan bertemu dengan uap air di sana. Uap air mengembun di sekitar partikel-partikel ini dan berubah menjadi butiran-butiran air. Butiran-butiran air ini mula-mula berkumpul dan membentuk awan dan kemudian jatuh ke Bumi dalam bentuk hujan.

Sebagaimana terlihat, angin “mengawinkan” uap air yang melayang di udara dengan partikel-partikel yang di bawanya dari laut dan akhirnya membantu pembentukan awan hujan.
Apabila angin tidak memiliki sifat ini, butiran-butiran air di atmosfer bagian atas tidak akan pernah terbentuk dan hujanpun tidak akan pernah terjadi.

Hal terpenting di sini adalah bahwa peran utama dari angin dalam pembentukan hujan telah dinyatakan berabad-abad yang lalu dalam sebuah ayat Al Qur’an, pada saat orang hanya mengetahui sedikit saja tentang fenomena alam…

Rabu, 02 Maret 2011

PUISI PENYEMANGAT TAHAJJUD



Di tengah malam yang dingin
Sunyi...namun tak mencekam
Jiwa dan raga masih terkulai lemah
Berusaha bangkit namun terjatuh kembali

Perang batin pun dimulai
Antara si baik dan si jahat
Membuat diri ini jatuh bangun
Siapakah yang akan menang???

Bulatkan tekad
Mantapkan hati
Bangkitlah kembali
Duhai diriku sayang

Bagaikan prajurit siap tempur
Tak peduli badai salju menerjang
Justru itu penambah kekuatan
Penambah semangat juang
Dan kenikmatan abadi pun menanti

Semua itu karena cinta
Cinta pada Sang Raja Diraja
Perintah pun dilaksanakan
Dan kenaikan pangkat pun dijanjikan

NAIK TURUNYA IMAN



Bagi sebagian orang, sudah beriman kepada Allah swt saja sudah merasa cukup. Apapun yg dilakukannya, iman yg ada pada dirinya tidak akan pernah luntur. Padahal tidak demikian. Iman yg ada pada diri seseorang dapat luntur, atau bahkan hilang, jika orang tersebut tidak menjaganya. Perhatikan sabda Rasulullah saw berikut ini:"Iman itu kadang naik kadang turun, maka perbaruilah iman kalian dg La ilaha illallah". {HR. Ibn Hibban}

Iman yg ada dalam hati kita mengalami fluktuasi. Iman tersebut bisa bertambah kuat, namun juga dapat terkikis tanpa kita sadari. Naik turunnya iman yg kita miliki tergantung kepada diri kita sendiri dalam menjaganya. Sebagai seorang muslim, tentu kita menginginkan agar iman yg kita miliki tidak berkurang, tapi justru bertambah kuat. Karenanya, kita harus mengetahui apa saja yg mempengaruhi naik turunnya kadar keimanan dalam diri kita.

Sebab turunnya kadar iman

Ada banyak hal yg dapat menurunkan kadar keimanan yg ada dalam diri kita. Secara garis besar, sebab" yg menurunkan kadar keimanan dapat datang dari dalam diri kita sendiri, atau dari pihak luar.

Hal" yg menurunkan kadar keimanan, yg berasal dalam diri kita diantaranya adalah:

1. Kebodohan

Kebodohan merupakan satu hal yg mengakibatkan berbagai perbuatan buruk. Boleh jadi seseorang berbuat buruk karena ia tidak mengetahui bahwa perbuatannya itu dilarang oleh agama. Bahkan bisa jadi ia tidak tahu balasan atas perbuatannya kelak di akhirat. Karena itu, marilah kita berupaya semaksimal mungkin untuk mencari & menuntut ilmu, terutama agama, sehingga terhindar dari perbuatan" yg buruk, sebagai akibat dari kebodohan kita sendiri.

2. Ketidak-pedulian, keengganan, & melupakan kewajiban

Keengganan seorang dalam ketika berurusan dg hal" yg bersifat Ukhrawi membuatnya sulit untuk dapat melakukan kebaikan. Padahal berbuat baik sudah merupakan salah satu hal yg diperintahkan oleh Allah swt.

Melupakan kewajibannya sebagai makhluk untuk beribadah kepada Allah swt dapat pula menyebabkan kadar iman kita berkurang. Padahal, kita sebagai manusia diciptakan Allah swt semata" untuk beribadah kepada-Nya. Nafsu dunia membuat orang lupa kewajiban utamanya ini. Akibatnya, ia akan semakin jauh dari cahaya Allah swt.

3. Menyepelankan perintah & larangan Allah swt.

Awal dari perbuatan dosa adalah sikap menganggap sepele apa yg telah diperintahkan & dilarang oleh Allah swt. Sebagai akibatnya, orang yg menganggap sepele perintah & laranganNya akan senang sekali melakukan perbuatan" dosa. Sering juga ia menganggap bahwa apa yg dilakukannya hanyalah dosa kecil. Padahal, jika dilakukan terus menurus, dosa" kecil tersebut akan semakin besar. Karena terbiasa melakukan dosa" kecil, maka ia sudah tidak ada perasaan takut & ragu lagi untuk melakukan dosa" besar.

4. Jiwa yg selalu memerintahkan berbuat jahat

Ibnu Qayyim Al Jauziyyah mengatakan, Allah swt menggabungkan dua jiwa, yakni jiwa jahat & jiwa tenang sekaligus dalam diri manusia, & mereka saling bermusuhan dalam diri seorang manusia. Disaat salah satu melemah, maka yg lain menguat. Perang antar keduannya berlangsung terus hingga si empunya jiwa meninggal dunia.

Rasulullah saw bersabda: ".. barangsiapa yg diberi pentunjuk Allah maka tidak ada yg dapat menyesatkannya, & barang siapa yg disesatkannya maka tidak ada seorangpun yg dapat memberinya pentujuk".

Sifat lalai, tidak mau belajar agama, sombong & tidak peduli merupakan beberapa cara untuk membiarkan jiwa jahat dalam tubuh kita berkuasa. Sedangkan rendah hati, mau belajar, mau melakukan intropeksi (muhasabah) merupakan cara memperkuat jiwa kebaikan (jiwa tenang) yg ada dalam tubuh kita.

Sedangkan dari luar diri kita, ada beberapa hal yg dapat menurunkan kadar keimanan kita, diantaranya adalah:

1. Syaithan

Syaithan adalah musuh manusia. Tujuan syaithan adalah untuk merusak keimanan orang. Siapa saja yg tidak membentengi dirinya dg selalu mengingat Allah swt, maka ia menjadi sarang syaithan, menjerumuskan ke dalam kesesatan, ketidak patuhan terhadap Allah swt, membejuknya melakukan dosa.

2. Bujuk rayu dunia

Allah swt berfirman dalam Al Qur 'an yg artinya:
``Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalan permainan & sesuatu yg melalainkan, perhiasan & bermegah" antara kamu serta berbangga" tentang banyaknya harta & anak, seperti hujan yg tanaman"nya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering & kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yg keras & ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yg menipu``. {Qs. Al-Hadiid: 20}

Pada hakikatnya, tujuan hidup manusia adalah untuk akhirat. Dunia ini merupakan tempat kita untuk mengumpulkan bekal bagi kehidupan kita di akhirat kelak. Segala kesenangan semu.

Namun tidak sedikit orang yg tergoda oleh kesenangan sesaat ini, sehingga rela melakukan apa saja demi kehidupan dunia. Bahkan meskipun harus menyalahi perintah Allah swt sekalipun.

3. Pergaulan yg buruk

Rasulullah saw bersabda: ``Seseorang itu terletak pada agama teman dekatnya, sehingga masing" kamu sebaiknya melìhat kepada siapa dia mengambil teman dekatnya". {HR. Tirmidzi, Abu Dawud, al-Hakim, al-Baghawi}

Teman & sahabat yg sholeh sangat penting kita miliki di zaman kini dimana pergaulan manusia sudah sangat bebas & tidak lagi memperhatikan nilai" agama Islam. Berada diantara teman" yg sholeh akan membuat seorang wanita tidak merasa asing bila mengenakan jilbab. Demikian pula seorang pria bisa merasa bersalah bila ia membicarakan aurat wanita diantara orang" sholeh sebaliknya berada diantara orang" yg tidak sholeh atau perilaku buruk menjadikan kita dipandang aneh bila berjilbab atau bahkan ketika hendak melakukan sholat.

Menaikan kadar iman

Agar kadar iman kita tidak menurun, kita harus selalu menjaga & memelihara keimanan kita dg baik. Bahkan sebisa mungkin, kita harus berupaya untuk meningkatkan kadar keimanan yg kita miliki. Namun, meningkatkan kadar keimanan bukan hal yg mudah. Ada banyak usaha yg harus kita lakukan, terlebih lagi dg begitu banyak godaan yg mampu meruntuhkan keimanan kita.

Lantas, upaya apa saja yg harus kita lakukan untuk meningkatkan kadar keimanan kita? Berikut ini ada beberapa hal yg dapat kita lakukan untuk mempertebal kadar iman kita:

1. Mempelajari ilmu agama islam yg bersumber pada Al Qur 'an & Al Hadist

Banyak cara yg dapat kita lakukan untuk dapat mempelajari ilmu agama, yg sesuai dg tuntunan Al Qur 'an & Hadist. Beberapa cara untuk menambah pengatahuan kita tentang agama islam diantaranya adalah:

a) Memperbanyak membaca Al Qur 'an & merenunkan maknanya.

Ayat" Al Qur 'an memiliki target yg sangat luas & spesifik sesuai kebutuhan masing" orang yg sedang mencari atau memuliakan Tuhannya. Sebagaian ayat al Qur 'an mampu menggetarkan kulit seseorang yg sedang mencari kemulian Allah, dilain pihak al Qur 'an mampu membuat menangis seorang pendosa, atau membuat tenang seseorang pencari ketenangan.
``Inilah sebuah kitab yg Kami turunkan kepadamu penuh dg berkah supaya mereka memperhatikan ayat"nya & supaya mendapat pelajaran orang" yg mempunyai pikiran``. {Qs. Shaad: 29}
``Dan kami turunkan dari Al Qur 'an suatu yg menjadi penawar & rahmat bagi orang" yg beriman & Al Qur 'an itu tidaklah menambah kepada orang" yg lalim selain kerugian``. {Qs. Al Israa' 82}

b) Mempelajari sifat" Allah swt.

Bila seseorang memahami sifat Allah yg Maha Mendengar, Maha Melihat, & Maha Mengetahui, maka ia akan menahan lidahnya, anggota tubuhnya & gerakkan hatinya dariapapun yg tidak disukai Allah.

Bila seseorang memahami sifat Allah yg Maha Indah, Maha Agung, & Maha Perkasa, maka semakin besarlah keinginan untuk bertemu Allah di hari kiamat sehingga iapun secara cermat memenuhi berbagai persyaratan yg diminta Allah untuk bisa bertemu dg-Nya (yaitu dg memperbanyak amal ibadah).

Bila seseorang memahami sifat Allah yg Maha Santun, Maha Halus, & Maha Penyabar, maka ketika ia marah, & hidupnya terasa tenang karena tahu bahwa ia dijaga oleh Tuhan secara lembut & sabar.

c) Mempelajari sejarah kehidupan (siroh) Rasulullah saw.

Dengan memahami perilaku, keagungan & perjuangan Rasulullah saw, akan menumbuhkan rasa cinta kita terhadapnya, kemudian berkembang menjadi keinginan untuk mencontoh semua perilaku beliau & mematuhi pesan" beliau selaku utusan Allah swt.

Seorang sahabat r.a. mendatangi Rasulullah saw & bertanya, ``Wahai Rasul Allah, kapan tibanya akhirat?`` Rasulullah saw balik bertanya, ``Apakah yg telah engkau persiapkan untuk menghadapi akhirat?`` Si sahabat menjawab, ``Wahai Rasulullah, aku telah sholat, puasa, & bersedekah selama ini, tetap saja rasanya semua itu belum cukup. Namun di dalam hati, aku sangat mencintai dirimu, ya Rasulullah``, Rasulullah saw menjawab, ``Insya Allah, di akhirat engkau akan bersama orang yg engkau cintai``. {HR. Muslim}

Inilah hadist yg sangat disukai para sahabat Rasulullah saw. Jelaslah bahwa mencintai Rasulullah saw adalah salah satu jalan menuju surga, & membaca riwayat hidupnya (siroh) adalah cara terpenting untuk lebih mudah memahami & mencintai Rasulullah saw.

d) Mempelajari kualitas agama Islam.

Perenungan terhadap syariat Islam, hukum"nya, akhlak yg diajarkannyanya, perintah & laranganya, akan menimbulkan kekaguman terhadap kesempurnaan ajaran agama Islam ini. Tidak ada agama yg lain yg memiliki aturan & etika yg sedemikian rincinya seperti Islam, dimana untuk makan & ke WCpun ada adabnya, untuk aspek hukum & ekonomi ada aturannya, bahkan untuk berhubungan suami istripun ada aturannya.

e) Mempelajari hidup orang sholeh.

Mereka adalah generasi" terbaik dari islam. Mereka adalah orang yg kadar keimanannya diibaratkan sebesar gunung Uhud sementara manusia zaman ini diibaratkan kadar keimanan tak lebih dari sebutir debu dari gunung Uhud.

Umar ra pernah memuntahkan makanan yg sudah masuk ke perutnya ketika tahu bahwa makanan yg diberikan padanya kurang halal sumbernya. Sejarah lain menceritakan lumrahnya seorang tabi 'in meng-khatamkan al Qur 'an dalam satu kali sholatnya.Atau cerita tentang seorang sholeh yg lebih dari 40 tahun hidupnya berturut" tidak pernah sholad wajib sendiri kecuali berjamaah di masjid.

Atau seorang sholeh yg menangis karena lupa mengucap do'a ketika masuk masjid. Inilah cerita" teladan yg mampu menggetarkan hati seorang yg sedang meningkatkan keimanan.

2. Merenungkan tanda" kebesaran Allah swt yg ada di Alam (ma'rifatullah)

Renungkan secara tulus bagaimana alam ini diciptakan. Sungguh pasti ada kekuatan luar biasa yg mampu menciptakan alam yg sempurna ini, sebuah struktur & sistem kehidupan yg rapi, mulai dari tata surya, galaksi hingga struktur pohon & sel" atom.

Renungkan pula rahasia & mukjizat Al Qur 'an. Salah satu keajaiban Al Qur 'an adalah struktur metamatis Al Qur 'an. Walaupun wahyu Allah diturunkan bertahap namun ketika seluruh wahyu lengkap maka ditemukan bahwa kata tunggal "hari" disebut banyak 365 kali, sebanyak jumlah hari pada tahun syamsiyyah (masehi). Kata jamak hari 30 kali, sama dg jublah hari dalam satu bulan.

Sedang kata Syahrun (bulan dalam Al Qur 'an disebut sebanyak 12 kali sama dg jumblan bulan dala satu tahun. Kata Saa 'ah (jam) disebutkan sebanyak 24 kali sama dg jumlah jam sehari semalam. Dan semua kata" itu tersebar di 114 surat & 6666 ayat & ratusan ribu kata yg tersusun indah.

Dan masih banyak lagi keajaiban & mukjizat Al Qur 'an dari sisi pandang lainnya yg melakukan membuktikan bahwa itu bukan karya manusia. Masih banyak pula mukjizat lainnya di alam ini yg membuktikan bahwa alam ini memiliki struktur yg sangat sempurna & tidak mungkin tercipta dg sendirinya. Adalah lumrah, bahwa sesuatu yg tidak mungkin diciptakan manusia, pastilah diciptakan sesuatu yg Maha Kuasa, Maha Besar. Inilah menambah kecilnya diri kita & menambah kekaguman & cinta serta iman kita kepada Sang Pencipta alam semesta ìni.

3. Melakukan amal kebaikan dg ikhlas

Amal perbuatan perlu digerakkan. Dimulai dari hati, kemudian terungkap melalu lidah & kemudian anggota tubuh kita. Selain Ikhlas, diperlukan usaha & keseriusan untuk melakukan amalan" ini.

a. Amalan Hati

Dilakukan mulai hati kita dari sifat" buruk, selalu menjaga kesucian hati. Ciptakan sifat sabar" & tawakal, penuh takut & harap akan Allah. Jauhi sifat tamak, kikir, prangsangka buruk dsb.

b. Amalan Lidah

Perbanyak membaca Al Qur 'an, dzikir, bertakbir, tahlik, takbir, istighfar, mengirim salam & sholawad kepada Rasulullah saw & mengajak orang lain kepada kebaikan, melarang kemungkaran.

c. Amlan anggota tubuh.

Dilakukan melalui kepatuhan dalam shalat, pengorbanan, untuk bersedekah, perjuangan untuk berhaji hingga disiplin untuk shalat berjamaah di masjid. (khususnya bagi pria).

Marilah kita berdaya upaya semaksimal mungkin untuk menjaga & meningkatkan kadar keimanan yg ada dalam diri kita. Jangan sampai iman kita miliki berkurang, atau bahkan terkikis habis, karena ketidak pedulian kita terhadap hukum" Allah swt.

Semoga Allah swt senantiasa menjaga & melindungi kita dari jebakan syaithan & godaan duniawi, sehingga kita selalu berada di jalan-Nya.

Amin . . .. . .

Wallahu a' lam . . . .


Sumber: Note Facebook Maulana Malik Ibrahim Assegaf

YA ALLAH, ENGKAU TELAH MENYELAMATKANKU

Alhamdulillah

Pagi itu aku dan papa pergi jalan-jalan naik sepeda. Sebelumnya ku panjatkan doa agar kami diberi keselamatan. Dan tak lupa ku lafadzkan dzikir selama diperjalanan.

Awalnya kami hanya bersepeda di sekitar rumah, melewati jalan kecil sampai akhirnya melewati jalan sangat kecil yang hanya cukup untuk satu sepeda. Jalannya berbatu. Ada insiden kecil, yaitu saat ban sepeda ku terpeleset. Alhamdulillah, untungnya aku tidak terjatuh karena masih mampu mengendalikan sepeda itu. Ku lihat papa ku yang berada di depan, membalikkan badannya ke belakang untuk memastikan apakah aku baik-baik saja dan berhasil melewati jalan berbatu yang sangat kecil itu.

Lalu perjalanan pun kami lanjutkan. Kami mulai bersepda ke tempat yang jauh. Dzikir masih terus ku lantunkan. Sampai pada suatu tempat, jalannya rusak sekali. Banyak lubang disana-sini. Aku mengerahkan konsentrasiku pada jalanan untuk memilih jalan yang bagus. Tapi naas, ternyata aku tak bisa menghindari satu lubang itu dan aku pun terjatuh dari sepeda, namun masih tetap berdiri. Dan kulihat dari arah berlawanan ada mobil dan motor yang jaraknya hanya beberapa meter di depanku.

Ya Allah....aku hanya bisa pasrah. Untungnya mobil dan motor itu dengan sigap mengerem. Dan aku pun selamat. Ku ucapkan syukur pada Allah Yang Maha Kuasa, karena aku masih diberi keselamatan.

Ku lanjutkan perjalanan meskipun dengan badan sedikit gemetar dan masih sedikit trauma atas kejadian yang baru saja aku alami. Sambil tak henti-hentinya aku mengucap syukur. Alhamdulillah...


ALHAMDULILLAH, SEKARANG SUDAH BERJILBAB



Sebenarnya aku sudah tau daridulu kalau menutup aurat itu wajib. Tapi aku hanya menganggap sepele. Pernah ada keinginan untuk memakai jilbab, tapi hanya sekedar 'ingin' doang, tanpa ada usaha nyata.

Suatu hari, aku menonton film Ketika Cinta Bertasbih (KCB) di bioskop. Aku melihat para pemainnya memakai jilbab. Sangat menyenangkan melihat kumpulan orang-orang berjilbab itu. Dan keinginan untuk memakai jilbab itu pun muncul lagi.

Tapi lagi-lagi, itu hanya sekedar keinginan saja. Untuk benar-benar memakain jilbab, rasanya hatiku belum mantap benar.

Kemudian film Ketika Cinta Bertasbih 2 pun diputar di bioskop-bioskop. Aku nonton lagi. Aku terkesan lagi dengan para pemain berjilbab itu. Timbul lagi keinginan itu. Tapi seperti yang sudah-sudah, akhirnya tidak jadi lagi.

Ada beberapa hal yang membuatku berat untuk memakai jilbab. Pertama, baju lengan panjang ku sedikit. Hampir semua bajuku adalah kaos lengan pendek. Kedua, panas. Gak pakai jilbab saja sudah kepanasan, apalagi kalau pakai jilbab, ditambah lagi bajunya lengan panjang, jadi tambah panas deh. Ketiga, kayaknya ribet banget pake jilbab. Apalagi kalo mau wudhu. Dan masih banyak alasan lainnya.

Sampai suatu ketika aku berpikir. Kalau gak sekarang, kapan lagi? Kalau aku selalu menunda-nundanya, kapan aku benar-benar memakai jilbab? Percuma saja selama ini aku sholat kalau kewajiban yang lain aku tinggalkan? Terjadi perang batin selama beberapa hari.

Sampai akhirnya aku memutuskan untuk coba-coba saja dulu. Pada tanggal 27 Oktober 2010, ketika akan jalan-jalan ke Pondok Indah Mal (PIM), aku pakai jilbab. Aku saat itu memakai kardigan abu-abu ku, agak ketat sih. Dipadu dengan jilbab pendek berwarna hitam. Tapi aku blm memakai kaos kaki. Lebih tepatnya belum kepikiran kalo kaki juga termasuk aurat wanita. Yah..walaupun msh banyak kekurangan disana-sini, setidaknya ini baru mencoba-coba.

Setibanya di rumah, aku bimbang. Apakah aku akan tetap terus memakai jilbab pas kuliah besok dan untuk seterusnya, ataukah cukup sampai disini. Alhamdulillah, dengan kebulatan tekad, aku memutuskan untuk seterusnya memakai jilbab. Sudah kepalang tanggung soalnya.

Keesokan harinya, 28 Oktober 2010, adalah hari ulang tahun kakakku, yang bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda, yang bertepatan juga dengan hari pertama aku ke kampus pakai jilbab. Butuh waktu setengah jam aku memakai jilbab. Maklum, belum ahli. Sampai-sampai jilbab ku kusut karena diutak-atik. Tapi biarlah kusut, yang penting pakai jilbab. Semoga bisa istiqomah. Amiin.

Alhamdulillah, beberapa hari sejak aku memakai jilbab, kakak ku pun juga ikut memakai jilbab. Horee....Suatu hari ketika sedang jalan-jalan di Senayan City, aku melihat seorang anak perempuan yang mukanya putih mirip seperti orang arab. Dia memakai gamis berwarna hitam, diapdu dengan jilbab berwarna putih. Aduh....lucu sekali anak itu. Aku jadi pengen punya gamis. Lalu di lain waktu ketika sedang ada di bandara Soekarno Hatta, aku melihat Oky Setiana Dewi, pemeran Anna Althafunnisa di film Ketika Cinta Bertasbih. Subhanallah, anggun benar dia dengan gamis coklatnya ditambah balutan syal coklat tua. Aku jadi semakin ingin punya gamis. Okelah, aku mau mengumpulkan uang dulu kalo begitu. Dan Alhamdulillah, akhirnya aku punya juga gamis. Aku beli 2. Yang satu warna hitam, satunya lagi warna-warni. Hehe...

Mengenai sholat tahajjud, dulu aku pernah melakukannya tapi paling cuma sekali, dua kali, lalu tak pernah melakukannya lagi. Rekor ku selama ini kalo tidak salah 7 hari berturut-turut tidak absen sholat tahajjud nya yaitu waktu mendekati Ujian Akhir Nasional (UAN) SMA. Aku berdoa agar bisa lulus ujian dengan nilai yang bagus. Tapi setelah lulus, aku sudah tidak pernah lagi sholat tahjjud.

Aku punya banyak buku agama tentang sholat tahjjud. Sungguh Allah akan mengangkat derajat orang yang senantiasa bangun di tengah malam atau di sepertiga malam terkahir, disaat kebanyakn orang terlelap, kemudian kita melakukan sholat malam dan bermunajat kepada Nya. Selain itu, dari segi kesehatan juga akan baik sekali bagi tubuh kita, dan masih banyak lagi keutamaan sholat tahajjud. Itulah yang aku tangkap dari buku yang ku baca.

Ketika membaca, timbullah semangat dan niat untuk sholat tahajjud nanti malam. Tapi begitu alarm berbunyi, rasa malas pun tak dapat ku lawan. Dan akhirnya lama kelamaan, ageda sholat tahajjud pun tak ada di pikiranku.

Entah mengapa, dua hari (kalo gak salah) setelah aku memakai jilbab, aku kepengen banget sholat tahjjud. Aku saat itu berpikir, sholat wajib sudah , memakai jilbab sudah, sholat dhuha sudah, puasa wajib sudah, puasa senin-kamis lumayanlah. Lalu amalan apalagi yang bisa ku lakukan? Apalagi yang bisa lebih mendekatkan ku pada Allah? Yah...kemudian terpikirkan olehku untuk sholat tahajjud. Aku harus berusaha mengusir rasa malas ku. Sama seperti ketika hendak memakai jilbab, mungkin awalnya aku akan coba-coba saja dulu. Mudah-mudahan nanti lama-lama juga terbiasa.

Dan Alhamdulillah, sejak saat itu sampai sekarang aku berusaha untuk istiqomah melakukan sholat malam. Kalo ku hitung-hitung, baru tiga kali aku absen (diluar datang bulan). Dan aku sangat-sangat menyesal. Yang pertama kali absen, waktu itu sedang membuat makalah sampai tengah malam. Mau sholat tahajjud, tapi mesti tidur dulu. Akhirnya aku tidur meskipun cuma 5 menit. Tapi sayangnya aku keterusan tidurnya sampai shubuh. Aku merasa sangat rugi sekali saat itu. Aku sedih. Tapi aku bisa memaklumi, mungkin karena kecapean. Tapi yang dua lagi, aku benar-benar merasa kesal dengan diriku sendiri, karena malas akhirnya tidak sholat tahajjud. Sebenarnya sudah pasang alarm, tapi ketiduran lagi.

Kemudian aku berpikir, apalagi ya yang bisa ku lakukan? Oya, sholat witir. Akhirnya aku melakukan sholat witir sehabis sholat tahajjud.

Lalu apa lagi? Puasa sunnah lainnya. Ok dech, siap laksanakan.

Lalu apa lagi??????????

Semoga melalui tulisan ini, bisa memacu kita untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Dan kalo ada teman-teman yang masih ragu-ragu memakai jilbab, kapan lagi gitu loh????? (^_^)Ya Allah, terimakasih atas nikmat iman dan nikmat islam. Dan berikanlah kami hidayah Mu serta bimbinglah kami di jalan Mu yang lurus dan benar, bukan jalan orang-orang yang Engkau murkai dan sesat. Amiin.

AMPUNI HAMBA, YA ALLAH...


Ya Allah...Ya Allah...Ya Allah
Ampunilah dosa-dosa hamba Ya Allah
Ampunilah juga dosa kedua orang tua hamba, saudara hamba, keluarga hamba baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dan juga ampunilah dosa kaum muslimin wal muslimat, wal mu'minin wal mu'minat.

Sesungguhnya Engkau Yang Maha Pengampun
Hamba mohon ampun Ya Allah
Ampuni kami.....
Kami yang hina dina ini
Tak akan berdaya tanpa ampunan dan belai kasih Mu

Setiap hari, setiap jam, setiap waktu kami selalu berbuat dosa
Baik yang disadari atau tidak disadari
Baik yang disengaja ataupun tidak disengaja
Sementara kami lupa akan nikmat Mu, nikmat Mu yang tiada tara

Apalah artinya diri ini tanpa rahmat dan kasih sayang Mu Ya Allah
Kami bukanlah siapa-siapa
Kami bukanlah apa-apa
Tapi Engkaulah yang mengangkat derajat kami

Meskipun dosa kami menggunung
Tapi Engkau sungguh sangat Pemurah
Engkau masih mau memberikan kami nikmat dan kasih sayang

Kadang diri ini merasa paling hebat
Angkuh, penuh kesombongan
Tak membutuhkan siapapun
Tapi kemudian tersadar bahwa kami membutuhkan Mu Ya Allah
Bahwa hanya Engkau Yang Maha Kuasa

Ya Allah...
Kami selalu berbuat dosa
Lalu mohon ampun
Berbuat dosa lagi
Lalu mohon ampun lagi
Diri ini malu pada Mu Ya Allah
Yang sudah bertaubat dan tak akan melakukannya lagi
Tapi kenyataannya kami masih saja melakukannya
Sudikah kiranya Engkau memaafkan kami...lagi...dan lagi...

Di saat kami butuh, atau sedang ada masalah
Kami datang kepada MuKami memohon bantuan dan pertolongan Mu
Tapi disaat senang kami Melupakan Mu
Sungguh sungguh sangat munafik diri ini Ya Allah

Astaghfirullah...
Astaghfirullah...
Astaghfirullah...

Orang lain megira diri ini baik
Suci, bersih Sungguh hanya Engkau Yang Maha Mengetahui
Bahwa diri ini hina, buruk
Tapi itu semua karena Engkau masih mau menutupi aib kami Ya Allah
Ya Allah...Engkau sangat baik sekali

Iman kami naik turun Terus bimbinglah kami Ya Allah
Agar saat iman kami sedang turun, setidaknya kami masih melaksanakan perintah Mu yang wajib
Tuntunlah kami
Agar selalu dalam jalan Mu yang lurus
Jalan kebenaran yang Engkau ridhoi
Ampunilah dosa-dosa kami Ya Allah

Ya Allah...
Janganlah Engkau berpaling dari kami Ya Allah
Sayangilah kami Ya AllahAmpunilah kami, lalu bimbinglah kami
Berikan kami petunjuk dan hidayah Mu

Diri ini buta. Buta hati.
Berikanlah cahaya penerang Mu
Yang mampu menembus dan menerangi hati ini yang hitam, gelap dan kelam.
Yang menjadikan hati ini bersih
Hati yang selalu ingat kepada Mu
Dimana pun, kapan punSetiap waktu, setiap saat

Ya Allah, selamatkanlah kami dunia dan akhirat
Lindungilah kami dari azab neraka dan siksaan kubur
Pertemukanlah kami dengan keluarga kami di tempat Mu yang terindah
Dan semoga kami bisa berjumpa dengan Mu Ya Allah
Itulah kebahagiaan yang hakiki


By: Lustika Ima Pranasari

HIKMAH SAKIT - BENTUK KECINTAAN SEJATI

Pernah memperhatikan pasangan muda yang baru saja menikah? Mesra sekali, berjalan bergandengan tangan, terlihat wajah mereka berseri-seri. Apa saja yang mereka lakukan berdua selalu dilakukan dengan gembira tanpa kesedihan, bahkan jika tanpa sengaja salah satu dari mereka membuat yang lain terluka secara tak sengaja, misal karena dicubit, yang terluka tidak merasakannya sebagai hal yang menyakitkan tapi sebagai bentuk kasih sayang. Sakit yang ada terkalahkan oleh rasa cinta dan kasih sayang.Pernah merasakan sakit? Hampir dipastikan bahwa semua makhluk hidup termasuk manusia pernah mengalami sakit. Sakit adalah suatu bentuk reaksi dari terganggunya sistem keseimbangan fisiologis tubuh. Kaki yang terantuk batu ketika berjalan menjadi terluka dan akan timbul rasa sakit. Influensa akan timbul jika sistem kekebalan tubuh menurun, karena pada dasarnya pada setiap tubuh manusia terdapat microorganisme merugikan yang siap menyerang setiap saat, tetapi karena tubuh kita punya sistem kekebalan maka serangan-serangan itu dapat dipatahkan. Ketika Allah menimpakan sakit kepada manusia, manusia akan cenderung berkeluh kesah, sebagaimana firman Allah dalam Q.S Al Ma’arij : 19-2019. Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.20. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah,Sebagian manusia menganggap sakit sebagai penderitaan yang sangat tidak mengenakkan, sehingga yang ada hanya keluhan dan omelan bahkan buruk sangka kepada Allah. Padahal jika mau membaca dan mempelajari Al Quran, manusia tidak akan berkeluh kesah apalagi berburuk sangka.Firman Allah dalam Q.S Al Baqoroh : 155-156155. Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"[101].[101] artinya: Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali. kalimat Ini dinamakan kalimat istirjaa (pernyataan kembali kepada Allah). Disunatkan menyebutnya waktu ditimpa marabahaya baik besar maupun kecil.Selain itu ternyata sakit mempunyai hikmah yang sangat besar bagi manusia, hikmah yang merupakan bentuk kasih sayang Allah kepada manusia yang beriman. Karena Maha Penyayang dan Pengasihnya Allah itulah, menjadikan sakit sebagai salah satu sarana agar manusia dekat dengan Allah. Karena sebenarnya seberapapun kebaikan yang manusia lakukan tidaklah seimbang dengan nikmat yang Allah berikan. Hikmah-hikmah dibalik sakit adalah :1.Diampuni dosa dan kesalahan"Setiap musibah yang menimpa mukmin, baik berupa wabah, rasa lelah, penyakit, rasa sedih, sampai kekalutan hati, pasti Allah menjadikannya pengampun dosa-dosanya." (HR. Bukhari-Muslim)"Tidaklah seorang Muslim ditimpa gangguan berupa penyakit dan lain-linnya, melainkan Allah menggugurkan kesalahan-kesalahannya sebagaimana pohon yang menggugurkan daunnya." (Bukhari-Muslim)2.Ditinggikan Derajatnya“Tidaklah seorang mukmin tertusuk duri atau yang lebih kecil dari duri, melainkan ditetapkan baginya satu derajat dan dihapuskan darinya satu kesalahan.” (HR Muslim)Dari Aisyah, dia berkata: "Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihiwa Sallam bersabda (yang artinya):"Tidaklah seorang Mukmin itu tertimpa penyakit encok sedikit pun, melainkan Allah menghapus darinya satu kesalahan, ditetapkan baginya satu kebaikan dan ditinggalkan baginya satu derajat." (Ditakrij Ath-Thabrani dan Al-Hakim. Isnadnya Jayyid)Dari Abu Hurairah Radhiallahu 'Anhu, dia berkata Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda (yang artinya):"Sesungguhnya seseorang benar-benar memiliki kedudukan di sisi Allah, namun tidak ada satu amal yang bisa menghantarkannya ke sana. Maka Allah senantiasa mencobanya dengan sesuatu yang tidak disukainya, sehingga dia bisa sampai ke kedudukan itu." (Ditakhrij Abu Ya'la, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim; Menurut Syaikh Al-Albany: hadits hasan)3.Pembuka Jalan Ke Surga"Allah Subhanahu berfirman: "Hai anak Adam, jika engkau sabar dan mencari keridhaan pada saat musibah yang pertama, maka Aku tidak meridhai pahala bagimu selain surga." (Ditakhrij Ibnu Majah; Menurut Syaikh Al-Albany: hadits hasan)4.Keselamatan dari Api NerakaDari Abu Hurairah Radhiallahu 'Anhu, dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, bahwa beliau menjenguk seseorang yang sedang sakit demam, yang disertai Abu Hurairah. lalu beliau bersabda (yang artinya):"Bergembiralah, karena Allah Azza wa Jalla berfirman, 'Inilah neraka-Ku. Aku menganjurkannya menimpa hamba-Ku yang mukmin di dunia, agar dia jauh dari neraka pada hari akhirat." (Ditakhrij Ahmad, Ibnu Majah, dan Al-Hakim. Menurut Syaikh Albani: isnadnya shahih)5.Menjadikan kita ingat kepada Allah dan kembali kepada NyaBiasanya ketika seseorang dalam keadaan sehat wal afiat, suka tenggelam dalam kenikmatan dan syahwat. Menyibukkan diri dalam urusan dunia dan melalaikan Allah, yang tidak jarang terjerumus dalam kemaksiatan dan kedurhakaan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Ketika Allah mencobanya dengan sakit atau musibah lain, dia akan ingat kepada Allah, bertobat, dan kembali memenuhi hak-hak Allah yang telah dia tinggalkan.Demikianlah bagaimana rasa cinta, rasa sayang yang Allah berikan kepada manusia beriman. Allah berkehendak agar manusia itu selalu dekat dengan Nya. Jangankan manusia beriman, manusia kafir, musyrik bahkan atheis sekalipun Allah tetap memberikan jatah rezeki, dan penghidupan di dunia ini. Cuma seringkali manusia itu berburuk sangka terhadap takdir Allah dan juga tidak mau mensyukuri nikmat Nya. Padahal tidak mungkin Allah mendzolimi hamba Nya, bahkan sebaliknya, Allah berkehendak kebaikan yang selalu didapat manusia, baik kebaikan di dunia maupun akhirat. Itulah bentuk kecintaan Allah kepada para hambaNya. Copas dari:http://muslimo.multiply.com/journal/item/3

Kamis, 24 Februari 2011

KEUTAMAAN DZIKIR MENGINGAT ALLAH



Allah memerintahkan orang yang beriman untuk berzikir (mengingat dan menyebut nama Allah) sebanyak-banyaknya:
“Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.” [QS Al Ahzab 33:41]
Tidak berzikir akan mengakibatkan seseorang jadi orang yang rugi.
“Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” [QS Al Munaafiquun 63:9]
Allah mengingat orang yang mengingatNya.
“Karena itu, ingatlah Aku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” [Al Baqarah:152]
Orang yang beriman selalu ingat kepada Allah dalam berbagai keadaan :
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” [QS Ali 'Imran 3:190-191]
Dengan berzikir hati menjadi tenteram.
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” [QS 13:28]
Menyebut Allah dapat membawa ketenangan dan menyembuhkan jiwa :

"Menyebut-nyebut Allah adalah suatu penyembuhan dan menyebut-nyebut tentang
manusia adalah penyakit (artinya penyakit akhlak)". (HR. Al-Baihaqi)

Nabi berkata: "Tiada amal perbuatan anak Adam yang lebih menyelamatkannya dari azab Allah daripada zikrullah". (HR. Ahmad)

"Demi yang jiwaku dalam genggamanNya, kalau kamu selamanya bersikap seperti saat kamu ada bersamaku dan mendengarkan zikir, pasti para malaikat akan bersalaman dengan kamu di tempat tidurmu dan di jalan-jalan yang kamu lalui. Tetapi, wahai Hanzhalah (nama seorang sahabat) kadangkala begini dan kadangkala begitu. (Beliau mengucapkan perkataan itu kepada Hanzhalah hingga diulang-ulang tiga kali)". (HR. Tirmidzi dan Ahmad)

"Perumpamaan orang yang berzikir kepada Robbnya dan yang tidak, seumpama orang hidup dan orang mati" (HR. Bukhari dan Muslim)

Nabi berkata: ” Nyanyian dan permainan hiburan yang melalaikan menumbuhkan kemunafikan dalam hati, bagaikan air menumbuhkan rerumputan. Demi yang jiwaku dalam genggamanNya, sesungguhnya Al Qur’an dan zikir menumbuhkan keimanan dalam hati sebagaimana air menumbuhkan rerumputan” (HR. Ad-Dailami)

Nabi berkata: ”Maukah aku beritahu amalanmu yang terbaik, yang paling tinggi dalam derajatmu, paling bersih di sisi Robbmu serta lebih baik dari menerima emas dan perak dan lebih baik bagimu daripada berperang dengan musuhmu yang kamu potong lehernya atau mereka memotong lehermu? Para sahabat lalu menjawab, “Ya.” Nabi Saw berkata,”Zikrullah.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Seorang sahabat berkata, “Ya Rasulullah, sesungguhnya syariat-syariat Islam sudah banyak bagiku. Beritahu aku sesuatu yang dapat aku menjadikannya pegangan.” Nabi Saw berkata, “Biasakanlah lidahmu selalu bergerak menyebut-nyebut Allah (zikrullah).” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

Nabi berkata: Sebaik-baik zikir dengan suara rendah dan sebaik-baik rezeki yang secukupnya. (HR. Abu Ya’la)

Di antara ucapan tasbih Rasulullah Saw ialah : “Maha suci yang memiliki kerajaan dan kekuasaan seluruh alam semesta, Maha suci yang memiliki kemuliaan dan kemahakuasaan, Maha suci yang hidup kekal dan tidak mati.” (HR. Ad-Dailami)

“Dua kalimat ringan diucapkan lidah, berat dalam timbangan dan disukai oleh Allah yaitu kalimat: “Subhanallah wabihamdihi, subhanallahil ‘Adzhim” (Maha suci Allah dan segala puji bagi-Nya, Maha suci Allah yang Maha Agung). (HR. Bukhari)

Nabi berkata: ”Ada empat perkara, barangsiapa memilikinya Allah akan membangun untuknya rumah di surga, dan dia dalam naungan cahaya Allah yang Maha Agung. Apabila pegangan teguhnya “Laailaha illallah”. Jika memperoleh kebaikan dia mengucapkan “Alhamdulillah”, jika berbuat salah (dosa) dia mengucapkan “Astaghfirullah” dan jika ditimpa musibah dia berkata “Inna lillahi wainna ilaihi roji’uun.” (HR. Ad-Dailami)

Nabi berkata: Wahai Aba Musa, maukah aku tunjukkan ucapan dari perbendaharaan surga? Aku menjawab, “Ya.” Nabi berkata, “La haula wala Quwwata illa billah.” (Tiada daya upaya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).” (HR. Ibnu Hibban dan Ahmad)

Di antara zikir yang utama adalah Laa ilaaha illallahu (Tidak ada Tuhan selain Allah)

“Aku pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: ‘DZikir yang paling utama adalah Laa ilaaha illallahu” (HR Turmudzi)

‘Rasulullah bersabda : ‘Sesungguhnya aku berkata bahwa kalimat : ‘Subhanallah, wal hamdulillah, wa Laa Ilaaha Illallah, wallahu akbar’ (Maha Suci Allah, dan segala puji bagi Allah, dan tidak ada Tuhan kecuali Allah, dan Allah Maha Besar) itu lebih kusukai daripada apa yang dibawa oleh matahari terbit.’ (HR Bukhari dan Muslim).

SAYAP LALAT MENGANDUNG RACUN & OBAT


Rasulullah SAW bersabda: “Apabila seekor lalat masuk ke dalam minuman salah seorang kalian, maka celupkanlah ia, kemudian angkat dan buanglah lalatnya sebab pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap lainnya ada obatnya" (HR. Bukhari, Ibn Majah, dan Ahmad).

Dalam riwayat lain: “Sungguh pada salah satu sayap lalat ada racun dan pada sayap lainnya obat, maka apabila ia mengenai makananmu maka perhatikanlah lalat itu ketika hinggap di makananmu, sebab ia mendahulukan racunnya dan mengakhirkan obatnya” (HR. Ahmad, Ibn Majah).

Diantara mu’jizat kenabian Rasulullah dari aspek kedokteran yang harus ditulis dengan tinta emas oleh sejarah kedokteran adalah alat pembuat sakit dan alat pembuat obat pada kedua sayap lalat sudah beliau ungapkan 14 abad sebelum dunia kedokteran berbicara. Dan penyebutan lalat pada hadits itu adalah bahwa air tetap suci dan bersih jika dihinggapi lalat yang membawa bakteri penyebab sakit kemudian kita celupkan lalat tersebut agar sayap pembawa obat (penawarnya) pun tercelup ke air. Dan percobaan ilmiah kontemporer pun sudah dilakukan untuk mengungkapkan rahasia di balik hadits ini.

Bahwasannya ada kekhususan pada salah salah satu sayapnya yang sekaligus menjadi penawar atau obat terhadap bakteri yang berada pada sayap lainnya. Oleh karena itu, apabila seekor lalat dicelupkan ke dalam air keseluruhan badannya, maka bakteri yang ada padanya akan mati, dan hal ini cukup untuk menggagalkan “usaha lalat” dalam meracuni manusia, sebagaimana hal ini pun telah juga ditegaskan secara ilmiah. Yaitu bahwa lalat memproduksi zat sejenis enzim yang sangat kecil yang dinamakan Bakter Yofaj, yaitu tempat tubuhnya bakteri. Dan tempat ini menjadi tumbuhnya bakteri pembunuh dan bakteri penyembuh yang ukurannya sekitar 20:25 mili mikron.Maka jika seekor lalat mengenai makanan atau minuman, maka harus dicelupkan keseluruhan badan lalat tersebut agar keluar zat penawar bakteri tersebut. Maka pengetahuan ini sudah dikemukakan oleh Nabi kita Muhammad sallallahu ‘alaihi wasallam dengan gambaran yang menakjubkan bagi siapapun yang menolak hadits tentang lalat tersebut. Dan Dr. Amin Ridha, Dosen Penyakit Tulang di Jurusan Kedokteran Univ. Iskandariyah, telah melakukan penelitian tentang “hadits lalat ini” dan menegaskan bahwa di dalam rujukan-rujukan kedokteran masa silam ada penjelasan tentang berbagai penyakit yang disebabkan oleh lalat. Dan di zaman sekarang, para pakar penyakit yang mereka hidup berpuluh-puluh tahun, baru bisa mengungkap rahasia ini, padahal sudah dibongkar informasinya sejak dahulu. Yaitu kurang lebih 30-an tahun yang lalu mereka menyaksikan dengan mata kepala sendiri obat berbagai penyakit yang sudah kronis dan pembusukan yang sudah menahun adalah dengan lalat.

FUNGSI PENCIPTAAN GUNUNG



Penciptaan dan desain alam ini tidaklah tanpa perhitungan atau terbentuk hanya kebetulan saja. Dialah Allah yang telah merancang semua ini sehingga tertata rapi dan Allah pun memberikan fungsi pada setiap makhluknya. salah satunya adalah gunung.

Al Qur’an mengarahkan perhatian kita pada fungsi geologis penting dari gunung. Allah berfirman :
"Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk." (QS Al-Anbiya' : 31).
Sebagaimana terlihat, dinyatakan dalam ayat tersebut bahwa gunung-gunung berfungsi mencegah goncangan di permukaan bumi.

Kenyataan ini tidaklah diketahui oleh siapapun di masa ketika Al Qur’an diturunkan. Nyatanya, hal ini baru saja terungkap sebagai hasil penemuan geologi modern.

Menurut penemuan ini, gunung-gunung muncul sebagai hasil pergerakan dan tumbukan dari lempengan-lempengan raksasa yang membentuk kerak bumi. Ketika dua lempengan bertumbukan, lempengan yang lebih kuat menyelip di bawah lempengan yang satunya, sementara yang di atas melipat dan membentuk dataran tinggi dan gunung. Lapisan bawah bergerak di bawah permukaan dan membentuk perpanjangan yang dalam ke bawah. Ini berarti gunung mempunyai bagian yang menghujam jauh ke bawah yang tak kalah besarnya dengan yang tampak di permukaan bumi.

Dalam tulisan ilmiah, struktur gunung digambarkan sebagai berikut:

Pada bagian benua yang lebih tebal, seperti pada jajaran pegunungan, kerak bumi akan terbenam lebih dalam ke dalam lapisan magma. (General Science, Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 305).
Dalam sebuah ayat, peran gunung seperti ini diungkapkan melalui sebuah perumpamaan sebagai "pasak":
"Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, dan gunung-gunung sebagai pasak?" (QS An-Naba' : 6-7).
Dengan kata lain, gunung-gunung menggenggam lempengan-lempengan kerak bumi dengan memanjang ke atas dan ke bawah permukaan bumi pada titik-titik pertemuan lempengan-lempengan ini. Dengan cara ini, mereka memancangkan kerak bumi dan mencegahnya dari terombang-ambing di atas lapisan magma atau di antara lempengan-lempengannya. Singkatnya, kita dapat menyamakan gunung dengan paku yang menjadikan lembaran-lembaran kayu tetap menyatu.

Fungsi pemancangan dari gunung dijelaskan dalam tulisan ilmiah dengan istilah "isostasi". Isostasi bermakna sebagai berikut:

Isostasi: kesetimbangan dalam kerak bumi yang terjaga oleh aliran materi bebatuan di bawah permukaan akibat tekanan gravitasi. (Webster's New Twentieth Century Dictionary, 2. edition "Isostasy", New York, s. 975).

Peran penting gunung yang ditemukan oleh ilmu geologi modern dan penelitian gempa, telah dinyatakan dalam Al Qur’an berabad-abad lampau sebagai suatu bukti Hikmah Maha Agung dalam ciptaan Allah. Dan Allah berfirman :
"Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk." (QS Al-Anbiya' :
31).