Kamis, 24 Februari 2011

ANDAKAH YANG BERHATI EMAS?



“Andakah si hati emas? Sosok yang paham tentang ketidaksempurnaan dirinya, dan
memaafkan ketidaksempurnaan orang lain.”

Sungguh tidak mudah ketika harus memaafkan ketidaksempurnaan orang lain. Kebanyakan lebih mudah menuntut orang lain sesuai dengan apa yang kita inginkan, meski kita sadar bahwa tuntutan yang berlebihan akan berujung pada kekecewaan.

Seorang sahabat yang selalu memimpikan sahabatnya yang lain selalu ada di saat duka dan duka, maka bersiaplah untuk kecewa karena memang tidak ada yang bisa ideal untuk bersama dengan kita di saat suka dan duka. Seorang teman yang berharap kehadiran teman-temannya untuk mendengarkan segala keluh kesah maka bersiaplah untuk kecewa karena sejatinya semua orang ingin didengarkan tapi belum tentu mau hadir untuk mendengarkan orang lain.

Tidak mudah bukan, banyak pemimpin perusahaan yang kecewa terhadap kinerja anak buahnya dan banyak pula karyawan yang dikecewakan dengan kebijakan pemimpin yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Banyak guru yang berharap muridnya bisa mencerna apa yang dia berikan tapi di sisi lain banyak murid yang ingin gurunya dapat mengajar sebagaimana yang mereka inginkan.

Manusia menuntut kesempurnaan sedangkan kehidupan menjanjikan realita yang tidak pernah sempurna.

“Jika kita tidak bisa sempurna di hadapan orang lain maka jangan pernah menuntut kesempurnaan orang lain. Berdamailah dengan memahami segala keterbatasan diri dan maafkanlah keterbatasan orang lain.”

Lalu kepada siapa harus dititipkan harapan yang kita inginkan, di saat siapa pun tidak menjamin bisa mewujudkan apa yang kita harapkan?

Kita punya Allah, Dialah yang Maha Sempurna, dan bagi-Nya tidak ada jalan buntu, dan kesempurnaan-Nyalah yang akan mengabulkan segala yang terbaik yang kita harapkan atau yang tidak pernah kita perkirakan sekalipun.

Saat kita sadar akan kesempurnaan-Nya maka berhentilah mengharapkan kesempurnaan manusia, pahami keterbatasan kita dan maafkanlah ketidaksempurnaan orang lain, jadilah orang yang berhati emas yang menganggap setiap kekurangan orang lain adalah biasa karena kita pun paham tentang berjuta-juta kekurangan yang ada pada diri kita. Insya Allah hidup ini akan tenang dan terhindarkan dari kekecewaan yang menelenggelamkan.

Jangan pernah bergantung kepada manusia bila ada Allah yang menyenangi hamba-Nya menggantungkan segala urusan kepada-Nya. Allahushomad-Allah tempat kami bergantung.

Andakah orang yang berhati emas itu?


Sumber
Buku: Tuhan Tidak Tidur
Pengarang: Havabe Dita Hijratullail, Jimmy Wahyudi Bharata, Al Kalam

Tidak ada komentar: